Wednesday 7 September 2016

Sinopsis Anime Clannad After Story Episode 21

Ushio sakit. Dokter mengatakan kalau Ushio mengalami penyakit yang aneh seperti Nagisa. Namun, ia tidak bisa memastikan apa penyebabnya. Tomoya tertunduk sedih mendengar info tersebut. Akankah nasib Ushio akan berakhir sama dengan Nagisa?
Akkio-san menyuruh Tomoya untuk banyak bersabar.
Clannad After Story
**Gadis berbaju putih itu menggenggam tangan si robot dan berjalan menjauhi tempatnya berada semula. Gadis itu mengatakan kalau sebentar lagi tempat itu akan berubah menjadi putih-karena salju. Jadi, mereka harus berjalan lebih cepat.**
Hari olahragapun datang, namun Tomoya tidak jadi ikut bertanding karena Ushio masih sakit. Ia memilih untuk menemani Ushio di rumah. Hingga 2 bulan berlalu, demam Ushio tidak turun juga. Dia tidak bisa sekolah atau sekedar keluar kamar.
Tomoya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan dan hanya ingin fokus untuk menemani di masa-masa sulit Ushio. Yoshino memberikan obengnya sebagai kenang-kenangan. Ia meminta Tomoya untuk kembali bekerja jika kondisi Ushio sudah sehat.
Clannad After Story
Tomoya awalnya ingin membawa Ushio ke rumah sakit, tapi ia merasa itu percuma karena tidak ada yang tau obat untuk penyakit Ushio, sama halnya dengan Nagisa. Ia merasa sangat sedih melihat kondisi Ushio. Ia ingin merasakan lagi saat dimana Ushio tertawa dan bermain dengan ceria. Tomoya semakin membenci kota ini, karena ia menganggap kota ini telah mempermainkannya. 
Tomoya menanyakan apakah Ushio menginginkan sesuatu. Ushio mengiyakan, ia ingin piknik dan naik kereta bersama papanya. Tomoya tidak mengabulkan permintaan tersebut dan mengatakan kalau mereka baru bisa piknik jika Ushio sudah sehat. Ushio hanya menunduk sedih.
Beberapa hari berikutnya, Ushio kembali mengatakan kalau ia ingin piknik. Namun, lagi-lagi Tomoya tidak mengabulkan permintaannya mengingat kondisi Ushio. Tapi akhirnya Tomoya mengalah saat Ushio bersikeras tetap ingin piknik ke kebun bunga. Merekapun berangkat, namun Ushio tidak ingin digendong dan ini membuat Tomoya semakin cemas. Berbeda dengan piknik sebelumnya, kali ini Tomoya dan Ushio berjalan lambat sambil berpegangan tangan.
Clannad After Story
Saat berjalan, tiba-tiba butiran salju turun. Ushio mengatakan kalau ia menyukai salju. Saat Ushio menanyakan apakah papanya juga menyukai salju, Tomoya menjawab kalau ia juga menyukainya. Padahal sebenarnya yang Tomoya ingat ketika salju turun hanyalah kenyataan bahwa Nagisa mengalami banyak masa-masa sulit dan bahkan meninggal di musim ini.
Beberapa langkah Ushio berjalan, ia terjatuh lemas dan tidak kuat lagi berjalan. Tomoya memeluknya dengan sedih.
“Ini dimana?” ucapnya lirih dengan mata setengah tertutup. “ Apa kita dalam kereta?”
“Iya, kita sudah di dalam kereta.” Jawab Tomoya pilu sambil mempererat memeluk Ushio.
“Gelap. Apa sudah malam?”
“Iya, ini tengah malam.” Tomoya kembali berbohong.
“Papa…, aku sayang papa.” Cecar Ushio.
Clannad After Story
“Iya,…papa juga sayang kamu.” Tomoya tak mampu lagi menahan air matanya. Ia memeluk Ushio lebih erat. Namun tiba-tiba mata Ushio tertutup dan tangannya jatuh lemas.
Tomoya menangis kencang dan meneriakkan nama Ushio. Butiran salju semakin turun. Air mata Tomoya semakin banyak berjatuhan. “Tidak…, aku tidak mau ini. Nagisa, selamatkan Ushio.” Ia berteriak . “Siapapun, tolong selamatkan Ushio!”
Clannad After Story
**Di dunia lain, si gadis berbaju putih juga terkapar di atas salju. Robot membantunya berdiri dan mereka kembali melanjutkan perjalanan untuk keluar dari tempat itu. “Berapa langkah lagi sebelum kita sampai? Mungkinkah hanya selangkah? Ataukah kami harus berjalan tanpa akhir?” Lagi-lagi gadis berbaju putih itu kembali terjerembab ke salju. **
Clannad After Story
“Aku benci kota ini. Kota ini penuh kenangan yang ingin aku lupakan.” Tomoya kembali mengingat bagaimana pertemuannya dengan Nagisa. Ia mulai merasa menyesal telah bertemu dengan Nagisa dan memulai semuanya. Seharusnya pertemuannya dengan Nagisa tidak pernah terjadi. Seharunya dia tidak mengajak Nagisa berbicara saat pertemuan pertama mereka, sehingga semua ini takkan terjadi. “Mungkin saat itu, lebih baik kami tidak bertemu.”




  




EmoticonEmoticon